1.
Berikut
adalah program layanan BK dari kelompok kami:
A. Nama program:
Selangkah
lebih dekat bersama guru BK dengan aplikasi WhatsApp
B. Tujuan:
Untuk memudahkan siswa dalam berkonsultasi dengan
guru BK dimanapun dan kapanpun, memanfaatkan sosial media kea rah yang positif,
agar siswa lebih tertarik untuk berkonsultasi dengan guru BK, untuk mengikuti
perkembangan teknologi.
C. Sasaran: Semua murid
D. Metode: Tanya jawab
E.
Proses/Prosedur
Pelaksanaan:
1.
Guru BK memberi
tahu nomor WhatsApp yang dapat dihubungi oleh siswa
2.
Konselor/guru BK
harus siap melayani semua siswa yang ingin berkonsultasi dari mulai pukul
07.00-21.00
3.
Siswa secara
individu berkonsultasi dengan guru BK melalui aplikas WhatsApp
4.
Guru BK
memberikan pengarahan secara rinci dan sejelas-jelasnya dengan menggunakan
media aplikasi WhatsApp
F.
Media dan
teknologi yang digunakan:
Handphone
dan aplikasi WhatsApp
G. Materi Kegiatan: Membahas permasalahan siswa
H. Strategi kegiatan:
Guru BK dan siswa dapat menggunakan fitur yang ada
di dalam aplikasi WhatsApp itu sendiri dengan memanfaatkan video call, telepon
dan voice note untuk lebih mempermudah dalam berkonsultasi.
I.
Proses evaluasi
kegiatan:
Evaluasi dilakukan dengan cara meihat seberapa
banyaknya siswa yang berkonsultasi melalui aplikasi WhatsApp dan apabila
program ini berhasil dan antusias dari siswa itu tinggi, maka guru BK dapat
mempertahankan dan mengembangkan programnya dengan aplikasi lainnya yang lebih
efektif dan efisien, sehingga siswa mau dan terbiasa terbuka mengenai
permasalahan yang dialaminya kepada guru BK.
2.
Kasus
yang sering muncul atau yang sedang menjadi isu hangat di lingkungan sekolah
a. Kasus
Lesbi Gay Bisex Transgender (LGBT) di lingkungan sekolah
Kali ini kelompok kami akan membahas
LGBT di lingkungan sekolah. LGBT ini
beberapa bulan lalu menjadi isu hangat di sosial media karena di
legalkannya LGBT di negara Amerika Serikat. Hal ini harus menjadi perhatian
kita semua kerena dengan adanya legalitas di negara-negara lain akan
menimbulkan kecemburuan sosial yang berakibat berontaknya komunitas LGBT untuk
meminta penyetaraan kaum LGBT di Indonesia dan di negara-negara lain yang sudah
melegalkan LGBT. Indonesia sendiri untuk kasus LGBT di lingkungan sekolah bisa
dibilang jarang terjadi bahkan mungkin
bila di kota-kota kecil kasus LGBT ini tidak ada.
Walaupun begitu kita haruslah tetap waspada
dan memperhitungkan kedepannya bilamana LGBT ini merambah ke lingkungan sekolah. Bila kita
lihat di lingkungan mahasiswa, LGBT sudah menjadi kasus yang perlu diperhatikan
berbagai pihak karena akhir-akhir ini komunitas-komunitas gay mahasiswa di
Indonesia mulai memperlihatkan eksistensinya. Bahkan di salah satu perguruan
tinggi negeri bergengsi di Indonesia, komunitas gay mahasiswa sering mengadakan
kumpulan-kumpulan dan dialog terbuka dengan sesama mahasiswa LGBT lainnya di
lingkungan kampus untuk sharing-sharing pendapat dan pengalaman. Kegiatan atau
acara tersebut dinaungi oleh Himpunan Mahasiswa Gay (HIMAG) yang berada di
kampusnya. Menurut informasi yang kami dapat, HIMAG ini adalah himpunan luar
kampus berlokasi di Yogyakarta yang menjadi wadah bagi para mahasiswa gay untuk
menyuarakan aspirasi mereka dan juga melepaskan stigma negatif LGBT di
lingkungan kampus.
Hal ini sangatlah miris bila terjadi kepada
adik-adik kita di SMA, SMP atau bahkan SD. Tidak menutup kemungkinan dengan
kecanggihan teknologi yang sekarang ini ada, kemudahan-kemudahan mengakses
situs-situs yang kita inginkan dan pada akhirnya adik-adik kita di SMP, SMA
mengetahui keberadaan komunitas gay di tingkat universitas yang kemudian
terbersit di fikirannya untuk mendirikan komunitas gay di sekolah layaknya
mahasiswa di Yogyakarta. Inilah yang harus menjadi perhatian sekaligus
tantangan guru kedepannya untuk mendidik anak bangsa dengan baik. Seperti yang
kita ketahui ketika anak berada di tingkat SMP, SMA itulah fase yang paling
rawan dan menantang bagi para murid maupun guru. Anak-anak SMP yang sedang
menuju masa remajanya dan anak-anak SMA yang sedang mencari jati dirinya
menjadikan fase ini perlu perhatian khusus baik orang tua maupun guru di
sekolah. Pada masa itu, anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya lingkungan
sekolah, bermain dengan teman sebayanya di sekolah. Ini menjadi alasan mengapa
guru harus ikut berkontribusi terhadap perkembangan anak. Maka dari itu perlu
menciptakan lingkungan sekolah yang baik dan aman bagi para siswa agar dalam
masa perkembangannya siswa dapat tumbuh sesuai dengan kondratnya.
Sudah selayaknya guru sekarang lebih
meningkatkan lagi kewaspadaan terhadap isu-isu yang sedang berkembang diluar.
Perlu ada kerekatan antara guru dan siswa agar kita sebagai pendidik yang
sekaligus orang tua mereka disekolah mengetahui apa yang ia rasakan, masalah
apa yang dia punya dan hal-hal lain yang ia ingin ketahui bisa langsung
bertanya kepada guru. Dengan adanya hubungan batin dan emosional kita sebagai
guru pun akan mudah mengarahkan dan membimbing para siswa.
3. Langkah-langkah
menjadi guru BK
Langkah-Langkah menjadi
Guru BK dilihat dari 4 kompetensi
1. Profesional
Guru
BK harus memiliki keterampilan dalam mengungkap dimensi dan aspek-aspek
psikologis pada diri siswa. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki adalah
keterampilan dalam mengungkap jaringan sosial siswa didalam kelas. Dengan
harapan bahwa akan diketahui mana siswa yang terisolir mana siswa yang populer.
Hal ini berdampak pada layana yang harus diberikan oleh guru BK itu sendiri.
Salah satu instrumen untuk mengungkap jaringan sosial siswa di kelas adalah
sosiometri.
2. Sosial
Kompetensi
sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oeh seorang pendidik
melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga
kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru BK yaitu:
-
Mengimplementasikan kolaborasi internal
di tempat bekerja
-
Berperan dalam organisasi dan kegiatan
profesi BK
-
Mengimplementasi kolaborasi antar
profesi.
3. Pedagogis
Kompetensi
pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, merancang, dan
melaksanakan pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini adalah
kompetensi utama yang harus dimiliki agar pembelajaran yang dilakukan efektif
dan dinamis, yang meliputi:
-
Menguasai teori dan praksis pendidikan
-
Mengaplikasikan perkembangan fisiologis
dan psikologis serta perilaku konseli
-
Menguasai esesnsi layanan BK dalam
jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan.
4. Kepribadian
Kemampuan
personal atau kepribadian yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru BK meliputi:
-
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
-
Menghargai dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih
-
Menunjukkan integritas dan stabilitas
kepribadian yang kuat
-
Menampilkan kinerja berkualitas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar